Kab. Tangerang | Wolindonesia.id – Pembangunan bantuan pendidikan dari kementerian pendidikan Direktorat jenderal Pendidikan Layanan Khusus mengalokasikan kepada sekolah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Tan Malaka berlokasi di Kampung Babakan No.23 RT.001 RW.004 Kelurahan Binong Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, memberikan kesan tidak optimal dan dilaksanakan secara tidak profesional diduga banyak tidak dialokasikan sesuai RAB (Rincian Anggaran Biaya) dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh kesatuan pendidikan kementerian alokasi khusus tersebut. Besaran anggaran yang diterima sebesar Rp. 583.000.000,- (Lima Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Rupiah dengan sistem Swakelola dengan ditunjuk ketua komite sebagai Ketua Panitia Pembangunan.
Ketika ditanya para pekerja dilokasi tidak mengerti perlengkapan kerja yang harus dan wajib dipergunakan dalam bekerja, karena terpangpang jelas dalam spanduk dilokasi proyek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) akan tetapi pekerja semua hanya semi tradisional tanpa menggunakan perlengkapan K3. Pak ini mengaduk pasir dan semen kenapa tidak pakai molen cor kecil cape gak? Para Tukang menjawab udh biasa seperti ini pak! Bapak silahkan aja bertanya kepada orang yang punya sekolah ini, tandas para tukang. Sabtu (4/10/2025).
Pembangunan yang dilaksanakan menggunakan sistem swakelola tersebut dilaksanakan oleh pihak PKBM langsung sebagai ketua pembangunan merangkap juga sebagai ketua komite PKBM Tan Malaka.
Janggalnya dibeberapa aspek pembangunan tersebut yang memakan biaya setengah miliyar hanya menggunakan perangkat tradisional, tanpa spesifikasi alat pendukung yang memadai seperti tanpa menggunakan K3, Alat Molen tapi hanya menggunakan pacul untuk mengaduk Adukan Semen takaran pondasi yang tidak sesuai spesifikasi, Samsung sedangkan dalam pengawasan tanpa didampingi langsung oleh Pemerintah yakni Kementerian Pendidikan hanya dikontrol oleh konsultan pihak ke3 yang hanya mengecek berkas tanpa mengetahui spek yang dikerjakan dalam pembangunan.
Saat awak media mengkonfirmasi kepada salah satu penanggung jawab ataupun dari pihak PKBM yaitu Fathur menjelaskan bahwa sudah sudah 2 tahun berjalan pengajuan pengajuan revitalisasi pembangunan sekolah tersebut Ferry selaku kepala sekolah tidak bisa dikomportir langsung di lokasi hanya di wakilkan oleh Pak Fathur dan Pak Nano Ketua komite dan juga sebagai ketua panitia pembangunan pun belum bisa dikonfirmasi.
Dalam konfirmasinya Pak Fathur menjelaskan bahwa konsultan yang ada sejak dari awal sampai akhir pembangunan finishing nanti itu dari pihak konsultan yang dalam teknis pengawasan untuk pengawasan dari kementerian pendidikan itu tidak ada hanya dari konsultan pihak ketiga untuk keseluruhan pelaporan teknis pembangunan semua diakomodir dan diawasi langsung oleh konsultan tanpa sepengetahuan kementerian pendidikan. Pengawasan tersebut hanya dilakukan seminggu sekali dan itu pun tidak melihat langsungnya pembangunan hanya melihat dari sisi data berkas pelaporan tidak melihat aspek kondisi teknis pembangunan yang dilakukan.
Riyan Kadhafi Selaku aktivis Kabupaten Tangerang menyayangkan, “sistem swakelola yang seakan-akan tidak mengerti cara melakukan administrasi secara data ataupun secara tehnis. Kita semua sudah melek informasi dan mengetahui data, mana pembangunan pemerintah yang rentan dimanipulasi ataupun dijadikan bancakan, saat ini sistem jaringan saja bisa di Hacking apalagi data secara manual yang bukan lagi Human Eror tapi azas sengaja dilakukan. Dengan adanya hal tersebut kami dalam waktu dekat ingin mensurati dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten yang harus peka anggaran yang begitu besar seperti jadi bahan lelucon.” Tuturnya.
Pewarta di : Fadli
