Tangerang kota.Wolindonesia.id -Menjadi prioritas bagi pengembang/developer untuk memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik bagi semua masyarakat yang tertarik untuk tinggal di Ayodya pada khususnya. Terutama pelayanan dan pengeloaan yang optimal akan selalu diberikan kepada penghuninya yang berada di Cluster Garden.
“Kami berupaya memberikan pelayanan dan pengelolaan yang optimal bagi warga Cluster Garden Ayodya pada khususnya karena itu merupakan kewajiban kami sebagai developer”, ujar Pendi, Building Management Ayodya mengatakan.
Menyikapi dan menindaklanjuti persoalan pembentukan RT dan RW di Cluster Garden Ayodya, pihak Estate/developer sangat mendukung dan mempersilahkan.
“Kami akan mengakomodir dan mensupport keinginan warga untuk dibentuk RT dan RW namun harus dengan tata cara sesuai dengan aturan yang berlaku dan tentunya sudah melalui proses musyawarah dan melibatkan semua warga terlebih dahulu, dalam hal ini kami sudah menghubungi Kecamatan dan Kelurahan untuk menanyakan kaitan aturan dan tata tertib pembentukan RT dan RW”, ujar Pendi menjelaskan.
Ada kewenangan masing-masing dalam pengelolaan diwilayah jika sudah terbentuk kepengurusan RT dan RW. Artinya, tidak bisa dicampuradukkan tanggung jawabnya.
“Menurut kami, RT dan RW dengan Developer mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing, kalau RT dan RW menangani kependudukan sedangkan developer adalah pengelolaan, yang meliputi berbagai hal salah satunya adalah keamanan/security harusnya dalam pengurusan RT dan RW tidak mencampuri pengeloaan. Hal ini semua juga kita sudah tanyakan ke Kecamatan dan dari pihak pemerintah dalam hal ini Kecamatan juga menyampaikan bahwa RT dan RW hanya mengurusi kependudukan”.
Lebih jauh Pendi menjelaskan bahwa RT dan RW hanya murni mengurusi kependudukan, karena secara wilayah kita belum ada serah terima ke Pemerintah, terkait jalan, PJU dan lainnya. Artinya, ini masih milik developer dan kita masih punya tanggungjawab untuk mengelola semuanya dan warga membeli rumah di Ayodya ini kan melihat dari semua aspek, kemananan dan pengelolaan yang baik dan itulah yang menjadi nilai jual yang kami tawarkan.
Carut marut Tenaga Keamanan
Kembali diterangkan, tidak dipungkiri bahwa beberapa waktu lalu ada hal yang menurut Developer tidak jelas terkait pengelolaan Security. Kami akui bahwa ada ketidak jelasan kejadian yang menyangkut hal Security, pada prisipnya kami sudah melakukan kerjasama dengan Vendor Security dengan segala proses yang sangat baik dan sesuai aturan dan prosedur yang ada. Di satu sisi jika ada yang mengambil alih security artinya warga memutuskan secara sepihak antara vendor dengan anggotanya dan harusnya pegawai keamanan yang sudah diambil alih itu menjadi tanggung jawab pihak yang mengambil alih.
Ada sekira 11 yang dianggap beralih kepada pihak diluar Vendor dan Developer dan secara aturan pengelolaan, itu sudah menyalahi aturan Developer dan jika ada hal lain itu diluar tanggung jawab Developer.
“Yang menjadi pertanyaan adalah ke sebelas orang tersebut tidak mungkin akan melakukan hal tersebut apabila tidak ada yang mengakomodir. Artnya, mereka tidak mungkin bergerak sendiri tanpa ada yang mengakomodir, kami rasa ada beberapa kelompok warga yang mengakomodir dan mampu mendoktrin ke 11 security itu dan mereka sangat percaya, menurut mereka tindakan yang mereka lakukan itu benar dan saya tidak tau sampai sejauh itu mereka bisa menerima masukkan beberapa kelompok orang dan ternyata setelah kami tanyakan kepada mereka, diakui mewakili atas nama kelompok tertentu dan menyatakan semua warga sudah setuju. Kami mencoba melakukan komunikasi dengan warga dan ternyata dari keterangan banyak warga hal tersebut tidak benar jika mengatakan bahwa warga sudah setuju”.
Namun tidak sampai disitu saja, pihak Developer tetap beritikad baik untuk mengajak sebelas security itu untuk kembali ke Developer.
“Secara sisi kemanusiaan, mereka (security) yang keluar sudah kita ajak kembali dengan segala kebijakan dan kami sudah memanggil secara baik-baik sampai dengan tiga kali dan bersurat, dan itu tidak ada respon dari mereka dan tidak mau mereka kami ajak kembali, akhirnya kami mengambil sikap, dari sebelas security itu bukan anggota kita lagi dan kami minta kepada vendor untuk merekrut security yang baru dan kami minta dari ke 11 itu untuk keluar dari wilayah karena mereka tidak mempunyai perjanjian kerja”.
Ironisnya, pasca pengambilalihan tenaga security dari pihak kelompok warga, pada akhir bulan ini yang perlu dipikirkan adalah kewajiban yang harus diberikan kepada para security tesebut bersumber dana dari mana.
“Pada akhir bulan kemarin mereka kebingungan mau bayarnya gimana karena mereka sudah mengambil alih, akhirnya mereka (security) menuntut gaji ke beberapa orang yang mengakomodir security dan mereka kebingungan, dengan cara mereka _mengshare_ ke warga meminta untuk menggaji security dan jelas warga bingung dengan hal tersebut, dan warga menanyakan ke kami sebagai pengelola”.
Jika demikian yang terjadi, menjadi suatu persoalan yang carut marut dan menjadi hal yang kontradiktif.
“Ini menjadi kontradiktif bagi kami sebagai pengelola dan ini menjadi pertanyaan warga, kami sudah bayar IPL kok harus bayar security, kita jelaskan kronologi semuanya, hasil ulah beberapa orang akhirnya menimbulkan dampak seperti ini dan warga juga bingung, ini kan inisiatif beberapa orang saja yang tanpa ada pemberitahuan secara resmi ke semua warga terkait security dan hal ini ga jelas tujuannya mau kemana dan endingnya mau kemana juga, warga menilai mereka yang bikin kok kita yang harus menanggung dan beberapa warga membayar, kemudian telpon ke kita, pak kita sudah bayar ya”.
Kembali Pendi selaku pihak Developer menegaskan, kami pihak estate menyampaikan ke warga bahwa segala macam pemungutan biaya yang diluar ketentuan estate bukan menjadi tangggung jawab kita dan jika ada pungutan diluar itu menjadi tanggung jawab pribadi yang meminta.
“Dan yang lebih penting lagi, harapan kami sebagai Developer, semoga semua ini bisa terselesaikan dengan sehat dan baik. Ini demi kebersamaan dalam bersosial kemasyarakatan khususnya di Cluster Garden Ayodya”, pungkasnya.
(yok)